Jika aku bisa meraih dan menggenggam bintang
setiap kali kau membuatku tersenyum, maka
seluruh langit malam akan berada di telapak tanganku.
...
Pada suatu kelas, seorang dosen mengadakan permainan kecil untuk mahasiswanya yang sudah berumah tangga.
Dosen : "Mari kita buat suatu permainan. Mohon salah satu orang bantu saya ke depan."
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju papan tulis.
Dosen : "Silahkan tulis sepuluh nama yang paling dekat dan paling berarti bagi anda."
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa itu. Ada nama anaknya, istrinya, orang tuanya, sahabatnya, dan teman-temannya.
Dosen : "Sekarang, silahkan coret satu nama yang menurut anda tidak penting."
Mahasiswa itu lalu mencoret nama temannya.
Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi."
Mahasiswa itu mencoret nama sahabatnya.
Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi."
Mahasiswa itu mencoret satu nama lagi dari papan tulis. Demikian seterusnya sampai hanya tersisa tiga nama, yaitu orang tuanya, anaknya, dan istrinya.
Suasana kelas hening. Mereka mengira semua sudah selesai, dan tidak ada lagi yang harus dipilih.
Tiba-tiba dosen berkata: "Silahkan coret satu nama lagi !"
Mahasiswa itu menghadapi pilihan yang amat sulit. Lalu dengan perlahan ia mencoret nama orang tuanya.
Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi !"
Hati si mahasiswa menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur, dan dengan sangat perlahan mencoret nama anaknya. Setelah itu si mahasiswa pun menangis.
Setelah suasana tenang, sang dosen bertanya : "Orang terkasihmu bukanlah orang tua yang membesarkan anda, juga bukan anak anda yang adalah darah daging anda, sedangkan istri itu bisa dicari lagi. Mengapa anda memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?"
Semua orang dalam kelas tidak sabar menunggu jawaban dari si mahasiswa itu.
Lalu si mahasiswa berkata : "Seiring waktu, orang tua saya akan pergi, dan meninggalkan saya. Anak saya jika sudah dewasa lalu menikah, pasti akan meninggalkan saya juga. Sedangkan yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya. "
Dengan suara pelan tapi tegar, mahasiswa itu melanjutkan : "Orang tua dan anak bukan saya yang memilih. Tetapi istri saya, saya pilih sendiri dari seluruh wanita yang ada."
(mahasiswa itu adalah suamiku)
---
Happy Anniversary, Pa...
Terima kasih untuk perjalanan cinta kita yang penuh warna dan tak terlupakan.
Terima kasih untuk semua penerimaan dan pengertian yang tiada batas.
Semoga kita sekeluarga, utuh sampai ke surga. Ameen.
---
donyyuliantorasyid-dwinandangpangestuti25september1995
donyyuliantorasyid-dwinandangpangestuti25september1995
aryagumilangsatriajati&putriarimbiarumdhany&dharaadindabrahmanty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar