Jumat, 28 September 2012

Diobok-obok Airnya Diobok-obok...

Itu adalah penggalan syair lagu anak-anak kesukaan Arum, dulu waktu masih balita. Joshua, penyanyinya yang arek Suroboyo, mendendangkannya dengan sangat fasih dan medhok, khas logat Jawa Timuran.

Secara tidak sengaja aku menemukan foto ini barusan, dan teringat saat kami sekeluarga hang out di Galaxy Mall, berjumpa dengan Joshua dan gerombolannya yang sedang melakukan aktifitas serupa.
---

...diobok-obok airnya diobok-obok
   ada ikannya kecil-kecil pada mabok...

Mmm...mau dengar cerita nggak ?...--dengarkan curhatku..--

Di halaman belakang rumahku ada sebuah kolam koi yang tidak terlalu besar. Ukurannya hanya 2 x 1.5 meter saja, dengan kedalaman 1 meter lebih sedikit. Kolam ini dibuat lima tahun yang lalu oleh Mas Arif, sepupu jauh dari pihak bapak. Sampai sekarang kolam ini masih terawat, dan menampung koi-koi lokal koleksi MD yang dipelihara sejak kecil sampai berukuran sekitar 20 senti.

Ngomong-ngomong soal kolam, aku sering bete karena MD sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk kolam yang menurutku tidak bagus-bagus amat ini. Tahu sendiri kan, filterasi untuk kolam koi tidak bisa sembarangan. Airnya harus betul-betul jernih dan aerasinya bagus. Pokoknya njelimet deh..

Karena diatas dan disekitar kolam itu adalah zona anggrekku, maka mau tidak mau aku juga sering nongkrong disitu. Hehehe...mungkin MD merasa asyik kalau bisa melototi koi-koinya ya...sama seperti aku yang merasa sangat damai kalau berada diantara anggrek-anggrekku.

Kadang, aku tergoda juga untuk ikut melongok ke dalam kolam, sekedar ingin melihat dimana keasyikan memelihara koi. Tapi yang terjadi adalah --seperti biasa-- khayalanku melayang kemana-mana.

---

Kolam ikan dan segala yang ada di dalamnya, persis seperti kehidupan kita. Apa yang terjadi pada ikan-ikan jika airnya diobok-obok, persis sama dengan yang terjadi pada kita, saat kita diguncang masalah dan cobaan.

Saat airnya keruh, bayangkan betapa sesak nafas kita karena tidak ada oksigen dan kita tidak dapat melihat sekeliling. Kita jadi sulit mencari langkah terbaik untuk keluar dari masalah.

Tapi tunggulah beberapa saat. Ketika airnya sudah tenang, semua kotoran mengendap dan air jernih kembali, lihatlah bagaimana ikan-ikan itu kembali berenang dengan lincah dan leluasa.

Persis seperti kita, kan ?!

Saat menghadapi masalah biasanya aku gedubrakan, uring-uringan, dan maunya menelan orang aja. Padahal sebenarnya aku sadar, dalam kondisi begini aku justru sulit berpikir dan berfokus. Masalahpun biasanya tidak menemukan jalan keluar.

Sampai seseorang mengingatkan, bahwa ini bukan cara yang betul, dan aku harus memperbaiki diri. Tenang, tenang, dan tenang. Lalu jalan keluar untuk masalahku tiba-tiba muncul di depan mata. Persis sama dengan air kolam yang kembali jernih, dan kita bisa melihat isi di dalamnya sampai ke dasarnya.

---

Terima kasih untuk yang sudah sering mengingatkan aku...

Kamis, 27 September 2012

Satu Jam Tanpa Dosa

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, "Ayah, bisakah seseorang melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa ?"

Ayahnya menjawab sambil tersenyum, "Tidak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup setahun tanpa berbuat dosa ?", tanyanya lagi.

Ayahnya berkata, "Tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sebulan tanpa berbuat dosa ?"

Lagi-lagi ayahnya berkata, "Tidak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidupsehari saja tanpa berbuat dosa ?", gadis itu terus bertanya.

Ayahnya mengernyitkan dahi dan berpikir keras untuk menjawab, "Mungkin bisa, nak."

"Lalu, bisakah seseorang hidup satu jam tanpa dosa ? Tanpa berbuat jahat untuk beberapa saat, hanya dari waktu demi waktu saja ? Bisakah ?"

Ayahnya tertawa dan berkata, "Nah, kalau itu pasti bisa.."

Gadis kecil itu tersenyum lega, "Kalau begitu ayah, aku akan memperhatikan hidupku jam demi jam, waktu demi waktu, supaya aku bisa belajar tidak berbuat dosa. Kurasa itu lebih mudah dilakukan, bukan ?!"

---

Rabu, 26 September 2012

Our 17th Anniversary

Jika aku bisa meraih dan menggenggam bintang 
setiap kali kau membuatku tersenyum, maka 
seluruh langit malam akan berada di telapak tanganku.

...

Pada suatu kelas, seorang dosen mengadakan permainan kecil untuk mahasiswanya yang sudah berumah tangga.

Dosen : "Mari kita buat suatu permainan. Mohon salah satu orang bantu saya ke depan."
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju papan tulis.

Dosen : "Silahkan tulis sepuluh nama yang paling dekat dan paling berarti bagi anda."
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa itu. Ada nama anaknya, istrinya, orang tuanya, sahabatnya, dan teman-temannya.

Dosen : "Sekarang, silahkan coret satu nama yang menurut anda tidak penting."
Mahasiswa itu lalu mencoret nama temannya.

Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi."
Mahasiswa itu mencoret nama sahabatnya.

Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi."
Mahasiswa itu mencoret satu nama lagi dari papan tulis. Demikian seterusnya sampai hanya tersisa tiga nama, yaitu orang tuanya, anaknya, dan istrinya.

Suasana kelas hening. Mereka mengira semua sudah selesai, dan tidak ada lagi yang harus dipilih.

Tiba-tiba dosen berkata: "Silahkan coret satu nama lagi !"
Mahasiswa itu menghadapi pilihan yang amat sulit. Lalu dengan perlahan ia mencoret nama orang tuanya.

Dosen : "Silahkan coret satu nama lagi !"
Hati si mahasiswa menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur, dan dengan sangat perlahan mencoret nama anaknya. Setelah itu si mahasiswa pun menangis.

Setelah suasana tenang, sang dosen bertanya : "Orang terkasihmu bukanlah orang tua yang membesarkan anda, juga bukan anak anda yang adalah darah daging anda, sedangkan istri itu bisa dicari lagi. Mengapa anda memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?"

Semua orang dalam kelas tidak sabar menunggu jawaban dari si mahasiswa itu.

Lalu si mahasiswa berkata : "Seiring waktu, orang tua saya akan pergi, dan meninggalkan saya. Anak saya jika sudah dewasa lalu menikah, pasti akan meninggalkan saya juga. Sedangkan yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya. "

Dengan suara pelan tapi tegar, mahasiswa itu melanjutkan : "Orang tua dan anak bukan saya yang memilih. Tetapi istri saya, saya pilih sendiri dari seluruh wanita yang ada."

(mahasiswa itu adalah suamiku)
---

Happy Anniversary, Pa...
Terima kasih untuk perjalanan cinta kita yang penuh warna dan tak terlupakan.
Terima kasih untuk semua penerimaan dan pengertian yang tiada batas.
Semoga kita sekeluarga, utuh sampai ke surga. Ameen.

---

donyyuliantorasyid-dwinandangpangestuti25september1995
aryagumilangsatriajati&putriarimbiarumdhany&dharaadindabrahmanty


Senin, 24 September 2012

Sebuah Pelukan Untuk Seorang Teman

...
Suatu senja, beberapa menit menjelang sholat maghrib, sebuah pesan singkat muncul di layar hape.

"may I tell u bout 'something wrong' with me?"
"am i ever reject?"

Lalu pesan singkat berhamburan, bertubi-tubi, panjang dan haru. Butuh waktu lebih dari satu jam untukku --setelah sholat, tentu saja--  membalas curahan hati teman yang kerap berselisih paham denganku ini :)

Diakhir 'obrolan' ia menuliskan pesan manis;
"thanks to be my friend, even u're so busy..eh sok busy..qiqiqi"
"qiqiqi juga...*sambil asah golok*.."
...

Seorang teman, seusil dan seiseng apapun dia, tetap saja kita butuhkan kehadirannya. Seperti temanku yang satu ini, yang seringkali pendapatnya berseberangan denganku. Kalau menurutku yang baik itu A, hampir pasti ia mengcounter dengan mengatakan bahwa yang ideal adalah B. Lalu kami berdebat sengit mempertahankan pendapat masing-masing. Dan itu kami lakukan sambil bersandar di pintu gerbang rumahku, karena ia enggan meninggalkan bayi mungilnya yang sedang terlelap di mobil.

Senja itu, tanpa kuduga ia menangis pilu --aku tahu dari isi pesannya-- tentang 'hal-hal diluar kendali' yang terjadi padanya beberapa waktu terakhir. Tentang bagaimana ia harus berjibaku berdamai dengan hati kecilnya yang berontak. Tentang perjuangannya menerima semua yang terjadi dengan ikhlas dan sabar. Lebih dari itu semua, aku melihatnya sebagai perjuangan seorang wanita dalam mempertahankan harga dirinya. Sesuatu yang tidak mudah.

...

Setiap orang yang sedang mengalami guncangan, dan berjuang untuk tetap tegar menghadapi cobaan, pasti sangat membutuhkan dukungan.

Aku mengibaratkan orang-orang dalam situasi ini seperti sebatang pohon ditengah savanah. Seorang diri berjuang menghadapi hempasan angin dan terpaan badai. Kalau beruntung dia akan selamat. Tapi kalau nasib baik tidak berpihak padanya, maka ia akan tumbang dan hancur.

Pada saat-saat seperti ini, dukungan dari orang-orang terdekat sangat berarti. Meski hanya sekedar atensi semu --kan cuma lewat SMS-- tapi aku berharap bisa sedikit meringankan beban teman terdekatku ini. Ia selalu datang pada saat kritis, saat dirinya sudah sangat terpuruk, dan tidak ada yang bisa kuperbuat selain memberikan dukungan penuh. Memberikan pelukan penguatan, dan berharap itu bisa sedikit meringankan dan menyembuhkan luka hatinya...

---



Rabu, 19 September 2012

Dinda Ingin Nonton The Wanted

...
DILARANG PAKE KOMPUTERKU !!!
ANTARKAN AKU KE JAKARTA SEKARANG !!!

Itu tulisan di secarik kertas yang diselipkan diatas keyboard komputer di kamar Dinda. Lagi ngambek dia, soalnya papanya tidak memberi ijin nonton konser The Wanted di Jakarta, setelah sebulan terakhir merayu MD dan gagal.

Sampai detik ini --24 jam sebelum konser digelar-- Dinda masih tetap penasaran.

"Mama, kalau ke Jakarta jalan kaki, kapan nyampenya ?"
"Tergantung berapa kali dan berapa lama berhentinya"

"Kalau berhenti lima kali, istirahat bentar ?"
"Palingan seminggu nyampe"
"Wuik.."

...
Dinda...Dinda...setahun ini One Direction mengisi semua sendi kehidupannya --wuik..mama lebay--
lalu sekarang The Wanted yang setengah mati digandrungi. Setelah ini apalagi ya ?...


Selasa, 18 September 2012

Kamera Hape Mama...




























Meskipun tidak terlalu canggih, ternyata hapeku banyak berjasa merekam kejadian sehari-hari yang sayang untuk dilupakan. Misalnya waktu menemani MD dan anak-anak nggowes di CFD, momong Arum-Dinda di arena Bobo Fair, naik motor tua dan kempes bannya, bengong nunggu Dinda selesai main padahal sekolah sudah sepi, di bandara Supadio, bengong nunggu Arum-Dinda les...and so on.
Hasilnya lumayan kan, untuk ukuran orang yang malas belajar memakai kamera EOS...:))

---

Minggu, 16 September 2012

Permintaan Papa (yang terbaru...)

...
"Mama pake cadar aja deh, ya..."
"Apaaaa ???"

Malam minggu jadi ajang muhasabah. 'hadiah'Mu ya Rabb...
Entah kapan bisa sujud di kaki suami dan mewujudkan permintaannya.

---

Senin, 10 September 2012

Ramalan Bintang

...
......
Aku paling tidak percaya pada ramalan bintang --yang isinya jelek--. Karena menurutku itu hanya karangan manusia yang dibuat asal-asalan. Apalagi aku pernah dengar cerita dari adikku yang dulu sempat jadi wartawan sesi hiburan di sebuah tabloid ternama, bahwa ramalan bintang di tabloidnya dibuat dengan sistem acak di komputer. Sama sekali tidak ada 'terawangan' dari ahli membaca nasib, seperti yang mereka klaim.

Beberapa tahun lalu saat Arum-Dinda-MD masih rutin berenang setiap minggu pagi, aku rutin membaca rubrik astrologi di beberapa koran, sambil menunggu acara berenang ini selesai. Hehehe...nggak positif banget. Yang lain sibuk olah raga, aku malah sibuk membaca ramalan bintang.

Meskipun membaca dengan serius dan berusaha mencocok-cocokkan dengan kehidupan nyataku, tapi sejatinya aku tidak percaya dengan isi ramalan itu. Apalagi, seringkali ramalan yang bagus-bagus tentang nasibku dalam minggu itu, sama sekali tidak terjadi. Huh, sebal kan..:)

---

Nah, beberapa waktu lalu saat ikut MD ke bengkel, aku menemukan sebuah majalah yang sudah usang saking lamanya, tergeletak di sofa ruang tunggu bengkel. Ada tulisan menarik di salah satu halamannya. Tentang tipe-tipe kepribadian seseorang berdasarkan bulan kelahirannya.

Wah, menarik nih. Seketika aku membayangkan si A yang lahir di bulan X. Eh, ternyata mirip banget dengan yang diulas dalam majalah itu. Lalu berturut-turut si B, si C, dan akhirnya diriku sendiri.

Mau tahu apa yang dikatakan majalah usang itu tentang aku ? Banyak benarnya, tapi banyak ngawurnya juga...hehehe... Ini lho bocorannya;

Orang yang lahir dibulan Februari cenderung berpikiran abstrak. 
Alamak, perasaan aku biasa-biasa saja. Yang pasti aku berpikiran positif dan normal. Bukan abstrak

Suka pada benda-benda yang real dan abstrak.
Ngak pa-pa deh, asal tidak pada 'benda-benda berbau tajam'...ngawur! 
Ngomong-ngomong, benda real itu apa sih? terus benda abstrak itu yang seperti apa?

Pandai dan bijak.
Si penulis hebat deh. Dia bisa mendeskripsikan sesuai kondisiku yang sebenarnya  *nyengir bangga*

Mempunyai kepribadian yang mudah berubah.
Yang ini sok tahu banget. Dari dulu aku ya seperti ini. Tidak pernah berubah jadi spiderwoman, atau kungfu panda. Ya tetep Tutut yang manis,  sejak kecil...

Mudah menawan hati orang lain.
Mmm...memang begitulah adanya diriku *tersipu*

Pendiam, pemalu, dan rendah diri.
Aku diam kalau sedang sariawan saja, itupun sangat jarang. Pemalu ? rasanya enggak deh...wong aku nggak pernah lupa pake baju kalau keluar rumah kok.

Jujur dan setia.
Kok penulis ini hebat banget sih. Gimana bisa dia tahu aku begitu detil *geleng-geleng takjub*

Keras hati dalam mencapai tujuan.
Keras hati namanya sirosis. Itu penyakit mematikan. Kalau aku mungkin lebih tepat disebut 'gigih dalam mencapai tujuan'.

---

Gimana ? isi tulisannya ok banget, kan ?
Kalau yang 'indah-indah' seperti ini sih, aku pasti percaya...:))


Jumat, 07 September 2012

Love is...

Love doesn't make the world go around.
Love is what makes the ride worthwhile.

---


Rabu, 05 September 2012

Bermain Angka

...
Ternyata, angka dan huruf itu saling berkaitan dan rasional. It's like to be silly in numbers, but it's true at some point.

coba kita lihat, jika nilai huruf-huruf ini kita anggap seperti ini:
A = 1      F = 6      K = 11      P = 16
B = 2      G = 7      L = 12      Q = 17
C = 3      H = 8      M = 13      R = 18
D = 4      I = 9       N = 14       S = 19
E = 5       J = 10     O = 15       T = 20

U = 21     V = 22     W = 23      X = 24      Y = 25      Z = 26

...
Nah, sekarang kita hitung;

HARDWORK [kerja keras] : 8 - 1 -18 - 4 - 23 - 15 - 18 -11
                                             : 98 %   (only)

KNOWLEDGE [pengetahuan] : 11 - 14 - 15 - 23 - 12 - 5 - 4 - 7 - 5
                                                 : 96 %   (only)

LOBBYING [pendekatan] : 12 -15 - 2 - 2 - 25 - 9 - 14 - 7
                                          : 86 %   (only)

LUCK [keberuntungan] : 12 - 21 - 3 - 11
                                     :  47 %   (only)

Ternyata, semua yang ada di atas tidak bisa mengalahkan yang satu ini:
ATTITUDE [sikap/tingkah laku] : 1 - 20 -20 - 9 - 20 - 21 - 4 - 5
                                                  : 100%  (absolute)

---

Kita lihat deh yang ini :

GIGIH [hardwork] : 40%  saja

ILMU [knowledge] : 55%  saja

LOBI [lobbying] : 38%  saja

MUJUR [luck] : 83%  saja

SIKAP [attitude] : 46% saja

tapi...KORUPSI : 109%    more absolute !!!

---

Jadi kalau di Indonesia attitude tidak ada apa-apanya kalau tidak disertai korupsi. Wakkksss !!
Don't take it seriously, only jokes...hehehe..