Jumat, 27 April 2012

Thank God for Everything

For all the things I have to say to myself, God has a positive answer for it.
I say : it's impossible
God say : all things are possible

I say : I'm too tired
God say : I will give you a rest

I say : I can't go on
God say : My grace is sufficient

I say : I can't figure things out
God say : I will direct your steps

I say : I can't do it
God say : You can do all things

I say : I'm not able
God say : I'm able

I say : It's not worth it
God say : It will be worth it

I say : I can't forgive myself
God say : I forgive you

I say : I can't manage
God say : I will supply all your needs

I say : I'm afraid
God say : I have not given you a spirit of fear

I say : I'm always worried and frustrated
God say : cast all your cares on Me

I say : I don't have enough faith
God say : I've given everyone a measure of faith

I say : I'm not smart enough
God say : I give you a wisdom

I say : I feel all alone
God say : I will never leave you

I say : nobody really loves me :(
God say : I love you...

***

Unas Arum, Unas Mama-Papa Juga...


Jum'at minggu lalu kami, wali murid kelas IX SMP Al Hikmah, mengadakan do'a bersama jelang Unas. Acara ini sudah menjadi tradisi di lingkungan YLPI Al Hikmah, dan selalu diadakan setiap tahun di setiap jenjang pendidikan mulai SD, SMP, sampai SMA.

Tiga tahun lalu, waktu aku ikut untuk Unas SDnya Arum, aku belum punya gambaran seperti apa acara ini berlangsung. Aku pikir hanya do'a bersama biasa, ternyata yang terjadi sungguh diluar dugaan.

Acara dibuka dengan do'a oleh wakil siswa. Anak-anak yang polos itu ternyata bisa sedemikian dalam mencurahkan perasaannya. Mereka minta maaf pada orang tua, ustad-ustadzah, dan mohon dido'akan agar lancar menghadapi ujian.

Ini baru sepertiga acara, tapi coba tebak apa yang terjadi denganku ? Ya, benar...aku sudah banjir air mata tanpa bisa ditahan. Lalu waktu ustad Arodhi memimpin muhasabah, lagi-lagi aku tenggelam dalam air mata yang nyaris tidak sanggup diatasi oleh sehelai sapu tangan yang kugenggam dan sudah basah sejak tadi.

Yang paling dramatis adalah saat para orang tua berdiri berjajar. Anak-anak satu persatu berkeliling mencium tangan kami, sambil meminta maaf dan memohon do'a. Subhanallah, aku merasa begitu kecil dan lemah, sedangkan harapan dan impianku begitu besar dan tinggi. Aku merasa sangat tidak berdaya...

Entah apa yang ada di benak para orang tua yang lain, tapi yang pasti saat itu aku merasa Arum adalah segala-galanya bagiku. Ujian yang akan dihadapinya tidak lama lagi adalah ujian buatku juga. Beratnya tekanan yang dia rasakan, aku rasakan juga. Kekhawatiran yang membayang di wajahnya, menari-nari di benakku juga.

Pendek kata, beratnya berjibaku meraih masa depan yang dia alami sekarang, aku ikut merasakan juga.  Aku dan MD hanya bisa menguatkan Arum bahwa Papa-Mama selalu ada di belakangnya. Kami akan senantiasa mendukung dan mendorong segala usahanya meraih sukses. Dengan do'a, dengan cinta, dengan kasih-sayang, dan dengan segala yang kami punya.

***

Selama empat hari Unas kemarin, ibu-ibu wali murid juga menggelar khataman Qur'an bersama. Waktunya disesuaikan dengan jam ujian anak-anak. Pukul tujuh kami sudah berkumpul di masjid sekolah untuk sholat Dhuha bersama. Tepat pukul delapan, saat ujian dimulai, kami juga memulai membaca Qur'an.

Karena yang hadir lebih dari tiga puluh orang, kami membagi bacaan masing masing satu orang satu juz. Alhamdulillah sebelum pukul sepuluh, saat ujian selesai, kami sudah mengkhatamkan semua bacaan, dan bahkan masih sempat menutup dengan dzikir.

Hal ini berlangsung lancar dari hari Senin sampai Kamis. Semoga semua upaya yang kami lakukan mendapat ridha dariNya, dan semua permohonan kami diijabah. Semoga anak-anak kami lulus Unas dengan nilai memuaskan dan bisa melanjutkan pendidikan sesuai minat dan keinginannya. Ameen ya Rabb...

***

Minggu, 22 April 2012

Tipe Suami Pilihanku...


Beberapa hari yang lalu kami sekeluarga menghadiri pernikahan seorang kerabat. Karena jarang bertemu kecuali saat lebaran, maka acara resepsi itu menjadi semacam reuni yang seru. Ternyata banyak sekali kejadian yang terlewatkan olehku, saking jarangnya aku punya kesempatan ngobrol panjang lebar dengan keluarga besar. Termasuk cerita-cerita seputar kedua pengantin baru ini.

Dalam perjalanan pulang, tanpa bisa kutahan lagi, aku langsung mengeluarkan uneg-uneg yang kupendam dengan susah payah selama berlangsungnya acara tadi.

"Menurutku, Si Boy bukan tipe laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami. Terlalu ganteng, terlalu ramah,  tapi kurang meyakinkan. Aku bisa mati berdiri kalau punya suami seperti itu. Flamboyan...", kataku dan langsung disambut MD dengan tertawa ngakak.

"Untuk sekedar teman dugem sih oke. Tampangnya sangat 'menjual'. Tapi kalau untuk suami, aku lebih memilih yang bertampang biasa-biasa saja tapi teguh, dan yang penting visioner", sambungku  serius. Ini soal prinsip, bukan sesuatu yang remeh, apalagi dianggap main-main.

Karena di mobil ada juga adikku dan anak-anaknya, maka pembicaraan ini menjadi semakin seru.

"Lha kamu dulu cari suami gimana lho, Ma ?", tanya MD masih dengan tertawa.

"Ya itu tadi Pa...visioner, hardworker, bibit-bebet-bobot...soal tampang itu nomer sepuluh. Cari suami itu ibaratnya memilih menu makanan untuk seumur hidup. Jangan tergoda oleh penampilan yang menggiurkan dan memikat mata, seperti junk food, tapi berpotensi merusak kesehatan dan berdampak buruk pada kehidupan kita. Sebisa mungkin pilihlah makanan sehat, meskipun tampak tidak terlalu menggugah selera, tetapi sejatinya itu adalah makanan yang menyehatkan tubuh dan membuat kita panjang umur, begitu Pa...", kataku panjang lebar.

Adikku dan MD tambah keras tertawa. Arum serius mendengarkan, sementara Dinda dan dua keponakanku asyik bercerita dengan suara yang tidak kalah keras.

Karena terpancing, akhirnya adikku ikut nimbrung. "Enak aja ngomong gitu...lha kalau tidak ada cinta untuk 'makanan sehat' gimana ? Asmara kan gak kenal logika". 

"Ya itulah...mungkin yang aku alami hanya satu dari seribu. Aku mendapatkan makanan sehat sekaligus cinta. Wis...mantap !", kataku sambil melirik MD. Besok kalau tidak ada gerojogan dana ke rekeningku awas dia !...hua..ha..ha..ha..

***


Sabtu, 21 April 2012

Ada Apa Dengan Cinta....


Ini kisah klasik tentang pencarian makna cinta. Kegalauan hati dan keresahan bagaimana menemukan cinta.

***

Suatu hari Mas Bro [sopo iku ?...he..he.. embuh !] terlibat pembicaraan seru dengan seorang 'suhu' yang paham betul tentang seluk beluk dunia persilatan, eh.. percintaan. Begini kira-kira percakapan rahasia mereka ;

Mas Bro : Cinta itu apa sih Suhu ?
                 Dimana saya bisa menemukannya ?

Suhu : [ menjawab pelan sambil mengusap jambangnya, matanya menerawang jauh.. ]
           Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu tanpa boleh mundur lagi,
           lalu ambillah satu ranting saja.
           Jika kau menemukan ranting yang kau anggap paling menakjubkan,
           artinya kau telah menemukan cinta.

[ Mas Bro pun berjalan. Tidak berapa lama dia kembali dengan tangan kosong tanpa membawa apapun. ]

Suhu : Mengapa kau tidak membawa ranting satupun ?

Mas Bro : Karena aku hanya boleh membawa satu ranting saja, padahal aku tidak boleh mundur
                 atau berbalik.
                 Sebenarnya  aku telah menemukan yang paling menakjubkan. 
                 Tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi     
                 tidak kuambil ranting itu.
                 Ketika aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari kalau 
                 ranting-ranting   yang kutemukan kemudian, tidak sebaik dan secantik ranting 
                 yang tadi.
                 Jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya.

Suhu : ... itulah yang dinamakan cinta...



***

Pada hari yang lain, karena semakin penasaran, Mas Bro kembali bertanya pada suhunya. Kira-kira seperti ini pertanyaannya :

Mas Bro : Kalau perkawinan itu apa ya Suhu ?
                 Lalu, bagaimana saya menemukannya ?

Suhu : Bro...di depan sana ada hutan yang subur. Berjalanlah tanpa  mundur dan menoleh kembali.
          Kau hanya boleh menebang satu pohon saja.
          Tebanglah jika kau menemukan satu pohon yang paling tinggi, karena itu artinya kau menemukan
          'arti perkawinan' ....

[ Mas Bro berjalan penuh semangat. Tidak berapa lama dia kembali dengan membawa sebatang pohon. Tetapi, pohon itu bukanlah pohon yang segar dan juga tidak terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja, batangnya berkelok, dan daunnya kekuningan. ]

Suhu : Mengapa kau ambil pohon yang seperti itu ?....emang gak ada yang laen apa ?...

Mas Bro : ...sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan,
                 aku kembali dengan tangan kosong. Jadi, ketika aku lihat pohon ini dan kurasa
                 tidak terlalu buruk, maka kuputuskan untuk menebangnya.
                 Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya....

Suhu : Nah, itulah yang di sebut  perkawinan ...



***



Senin, 16 April 2012

I K H L A S


Adalah; tetap menjalankan semua aktifitas sehari-hari
dengan kesadaran penuh,
dengan niat yang tidak berubah,
dengan senyum yang tetap lebar,
dengan gertakan yang tetap garang,
dengan kecepatan yang tidak berkurang,
meskipun bom molotov berseliweran di atas kepala !

Adalah; menerima dengan penuh rasa terima kasih
semua kritikan pedas,
hujatan yang salah sasaran,
tuduhan yang tidak berdasar,
perlakuan yang keterlaluan,
dari orang yang bahkan tidak kita kenal.

Adalah; tidak mempersoalkan persoalan yang tidak jadi soal,
tidak memusingkan kepusingan yang tidak memusingkan,
tidak meributkan keributan yang tidak membuat ribut,
walaupun itu jelas-jelas membuat dunia kita menjadi jungkir balik tidak karuan.

Adalah; diam,
menarik nafas panjang,
menghembuskan perlahan,
memejamkan mata,
mengosongkan pikiran,
menyapu hati bersih-bersih,
dan membiarkan semuanya terjadi.

Ikhlas adalah... apa yang akan terjadi, terjadilah...

***




Sabtu, 14 April 2012

Good Morning...




Tidak ada yang spesial hari ini. Ups...salah, tidak ada yang tidak spesial setiap hari. Matahari yang tidak pernah ingkar janji untuk terus terbit. Angin yang tidak pernah bosan berhembus. Air yang tetap terasa segar, dan...lihat, bunga-bunga di halaman yang tetap setia tersenyum meski akhir-akhir ini aku pelit perhatian. Lalu, di tingkap kayu lantai tiga, sekeluarga burung prenjak ramai berkicau.

Ah...indahnya hidup ini.

***

Beberapa waktu lalu aku menemukan sebuah artikel tentang cara menikmati dan mensyukuri hidup. Dan sekarang aku ingin mempraktekannya.
Mulai dari yang sederhana; menuliskan semua hal yang membahagiakan sekecil apapun itu, setiap hari selama setahun penuh.
Di akhir tahun nanti catatan ini akan menjadi semacam mozaik indah untuk dinikmati, dan kita akan tahu betapa luar biasa nikmat yang sudah kita dapatkan.

***

Dimulai dari hari kemarin...13 April 2012

Hari ke 1 :
- Arum ke sekolah naik sepeda. Lumayan...mama tinggal jemput Dinda aja. Jadi gak masalah nongkrong di sekolah sampai hampir maghrib nunggu Dinda selesai latihan basket. Total aktifitas Dinda dalam sehari adalah dari jam 6 pagi sampai jam 6 malam.
- Karena harus menunggu kiriman barang dari Cirebon, aku anteng seharian di rumah. Asyik...ada beberapa novel yang menunggu giliran dan sekarang saatnya aku menikmatinya tanpa gangguan.
- Ada sedikit gangguan tapi aku selalu mendapat jalan keluar, dan berhasil lolos dengan mulus. Hmmm.... teror SMS yang ini  mirip 'The Friday 13th'.
- Bapak pengantar ekspedisi ternyata datang dengan istri dan dua anaknya yang masih SD. Mereka menempuh perjalanan puluhan jam nonstop dari Cirebon, dan sampai di Surabaya jam 10 malam dalam keadaan lelah. Hebatnya, keempat anak-beranak ini masih tetap gembira, tertawa-tawa dan nampak menikmati perjalanan. Subhanallah... aku harus bisa meniru mereka !

Hari ke 2 :
- Waaah...kuningan antik yang lama kuincar akhirnya jadi milikku. Makasih ya, Bude Ning...sudah berlapang hati menyerahkan pusaka waris turun temurun ke tanganku. Aku janji semuanya kujaga dan kurawat sepenuh hati :)
- ...

***

Ini baru hari ke dua tapi sudah typeless. Lha gimana nanti kalau harus menulis sampai hari ke 365 ?
Sepertinya ini proyek yang terlalu muluk untuk aku. Selain karena jarang-jarang sempat buka blog, juga perasaan ngeri seolah semua aktifitasku  terekam kamera CCTV. Jadi tidak punya privasi lagi dong. Berasa telanjang...iiihhh..

Sudah deh, gak usah gini-ginian !

***




Jumat, 13 April 2012

Sang Penghalang Api Neraka


Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan, 
kemudian ia bersikap baik kepada mereka
dari buaian hingga pelaminan,
niscaya anak-anak perempuan itu akan menjadi
penghalangnya dari api neraka.

( HR Al-Bukhari dan Muslim )









Kamis, 05 April 2012

Kemana Arah Pandanganmu ?


Beberapa hari yang lalu aku mengikuti Hijab Class di butik Mbak Ifa. Itu lho, belajar memakai jilbab kreasi yang pake tile-tile, korsase bunga, berbagai warna shawl, pita-pita, dan asessories. Lumayan banyak gaya yang diajarkan. Tapi begitu keluar ruangan aku langsung lupa, apa yang tadi diajarkan ya ?..he..he..he..

Maklum, yang berlebihan kan bukan aku banget. Memakai jilbab cantik dengan berbagai macam gaya dan ornamen, juga bukan styleku. Jadi aku ikut acara ini tentu saja dengan agenda yang lain; nyambung lagi dengan komunitas butikers, menambah kolega, up date trend fashion, dan yang terpenting adalah 'ganti suasana'. Soal jilbab, aku tetap pada pakemku, jilbab paris polos dengan bros kecil bentuk bunga. Beres deh...

Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin aku ceritakan. 

Begini, aku mendapat pemahaman baru tentang 'yang tampak di depan mata' dan 'yang tersembunyi di dalam hati'. Penasaran ?...sabar, aku coba bercerita dari sudut yang netral.

---

Kalau ada yang bilang; jangan  selalu melihat ke atas, aku tidak setuju. Begitu juga saran bahwa sebaiknya kita selalu melihat ke bawah, aku semakin tidak setuju.

siapapun boleh memakai saran itu untuk diri mereka sendiri, untuk kehidupan mereka sendiri, tapi tidak untuk aku. Karena kalau kita hanya terpaku melihat ke bawah saja kita tidak pernah maju. Tidak tertantang untuk berjuang keras dan mengejar impian. 

Melihat ke atas perlu juga, dan bahkan penting. Agar kita terpacu untuk berbuat yang terbaik secara optimal, memacu semangat mewujudkan apa yang kita angankan. Jadi tidak sekedar ngiler aja lihat orang pake mobil bagus. Sirik lihat perempuan pake dress cantik, tapi tidak ada usaha untuk meraih yang seperti itu. Sama juga bo'ong.

Mewujudkan mimpi-mimpi dan meraih harapan membutuhkan semangat baja. Bagaimana bisa punya semangat kalau yang dilihat hanya 'capaian segitu-gitu aja'. Kita jadi berpikir; "Ah nggak usah capek-capek kerja lembur deh, yang penting sudah ada persediaan sebulan ke depan. Tuh, masih banyak yang untuk makan besok saja masih kelabakan".

Nah, yang model begini nggak bagus, menurutku. Selalu melihat ke bawah,  alih-alih bersyukur, yang ada adalah sikap nerimo, pasrah, terus ujung-ujungnya jadi kurang giat berusaha...haduuh...capek deh ! Hari gini yang loyo dan melempem, minggir !

Ups, sorry...aku kan sudah bilang; prinsipku cuma buat aku seorang. Bukan untuk yang lain. Jadi kalau ada yang tidak setuju dan keberatan, maaf maaf aja nih, aku tidak akan menanggapi.

Oke...singkatnya begini.
Melihat ke atas itu perlu, agar kita punya semangat. 
Melihat ke bawah itu tidak selalu bagus, membuat kita malas berusaha.
lalu sebaiknya bagaimana ?

Kalau aku sih lebih memilih untuk melihat lurus ke depan. Dalam pandangan lurus ini, aku masih leluasa untuk melihat keatas dan terlecut untuk meraih dunia. Aku juga dengan mudah melongok ke bawah, untuk mengingatkan diri bahwa setinggi apapun aku terbang, kakiku harus tetap menginjak bumi.

Dalam pandangan lurus pula, aku punya banyak kesempatan untuk memproyeksikan masa depan. Melihat berbagai kesempatan, peluang, sekaligus ujian dan cobaan. Karena semua kesempatan itu aku jadi semakin bersyukur, semakin bersemangat. sekaligus semakin tidak lupa diri.
Lagian, kalau mendongak terus atau menunduk terus, kan capek...he..he..he..

---