Sabtu, 31 Maret 2012

Antara Keinginan dan Ketidakinginan


Dalam hidup ini, seringkali antara harapan dan kenyataan tidak seiring sejalan. 
Semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi kenyataan. 
Dan semua yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan, sedangkan yang tidak kita inginkan justru adalah yang terbaik untuk kita. 
---


Oke..oke.. kita maksudnya adalah aku --lebih mudah bicara tentang diri sendiri dari pada tentang orang lain, kan ?--


Kalau mau jujur, sebenarnya banyak harapan dan keinginanku yang belum tercapai. Mungkin aku kurang bersungguh-sungguh mengejarnya, mungkin juga aku setengah hati meraihnya sehingga hasilnya tidak optimal, atau bisa jadi memang sesuatu itu bukan untukku. Belum rejekiku, dan belum tentu baik untuk aku. 


Yang terjadi justru, beberapa ketidakinginan menjadi kenyataan. Jalan hidup yang saat ini kulalui adalah bagian dari ketidakinginan itu, yang untungnya penuh dengan kebaikan. Dan --seingatku-- aku tidak pernah sedikitpun mengingkari dan menyesalinya.


Mmm...mulai dari yang paling kecil ya...


Dulu, waktu masih sekolah, aku punya angan-angan untuk punya kesibukan di luar rumah. Alasannya sepele; biar bisa selalu tampil cantik dan rapi kapanpun dan dimanapun. Pada kenyataannya, MD sudah mewarning sejak pertama kali kami pacaran, bahwa ia keberatan punya istri berkarir di luar rumah. Dan...disinilah aku sekarang; full time housewife. Tapi yang perlu diunderline adalah; aku tetap  tampil cantik dan rapi kapanpun dan dimanapun. Eaaa...


Terus, aku sebenarnya ingin sekali punya anak kembar --ih, konyol sekali kan-- kalau bisa tiga sekaligus. Maksudku sekalian saja capeknya, satu kali kerja tiga tugas selesai. Karena tubuhku yang tidak terlalu tangguh menghadapi kehamilan dan persalinan, aku pikir ini solusi yang adil untuk kebaikanku dan suami tentu saja. 
Tapi yang terjadi, Arum dan Dinda selisih enam tahun jarak kelahirannya. Artinya ?...ya jelaslah, fokus ke satu anak saja sudah sangat menyita perhatian dan energiku, apalagi kalau tiga. Waaah bisa dibayangkan betapa kacaunya hidupku.


Yang agak serius adalah tentang kesibukan MD, tentang sepak terjangnya dalam bisnis, dan kecintaannya pada profesi. Waktu MD bilang bahwa ia ingin punya waktu sebanyak mungkin menemani aku di rumah, aku menganggap itu omong kosong saja. Sekarang ternyata terbukti. 
MD tidak hanya punya waktu menemani aku di rumah --karena semua aktifitasnya dikendalikan dari rumah, bahkan dari kamar tidur kami--, ia bahkan membawaku kemanapun pergi.
Waktu aku bilang ingin punya suami yang berdasi setiap pagi, MD cuma bilang; "Kamu butuh dasi berapa lemari ? sekarang juga aku datangkan"...ha..ha..ha --Aku tidak butuh dasinya, aku hanya butuh dia-- 


See ??
Begitu banyak yang terjadi dalam hidupku yang sebenarnya bukan keinginanku, kan ? Tapi ajaibnya, justru itulah yang paling tepat untukku. 
Thanks God. Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi selain bersyukur, dan berharap semoga semua keindahan ini abadi.




Jumat, 30 Maret 2012

Note # 1


Find Someone..

Who'll never get tired of kissing you everyday
Who'll hug you when you're jealous
Who'll understandingly keep silent when you've mad

Who'll squezze you're hand when you're not in the mood
Who'll plan and imagine the future with you in it
....and when you find that someone
just never late go !




Kamis, 29 Maret 2012

Teguran Kecil yang Berakibat Besar

Tadi siang, dalam perjalanan menuju lab untuk suatu keperluan, MD menegur keras. Meskipun dalam hati mengakui bahwa aku salah, tapi cara menyampaikannya yang membuat aku tidak 'berkenan'. Ini tentang sholat Dhuha-ku yang kurang konsisten, tidak bersungguh-sungguh, dan sering tergantikan dengan kesibukan merawat tanaman di halaman.

Sekarang, beberapa menit menjelang tengah malam, secara tidak sengaja aku menemukan video ini di youtube. Alhamdulillah. Aku masih disayang Allah, ternyata. Buktinya, aku diberi petunjuk --yang sukses bikin aku merinding--
Ini dia...


Sabtu, 17 Maret 2012

Memori Jadul

Typeless. Bingung mau nulis apa, saking kebanyakan yang mau diceritakan.
...

Once upon a time...--ini sih gaya pembuka cerita yang sudah ketinggalan jaman, ganti!--

Siang ini Surabaya hujan deras sekali, berangin, dan sangat dingin. Entah mengapa, semua jadwal family day yang kami susun berantakan. Sebabnya, anak-anak ingin istirahat menikmati liburnya setelah kemarin dua minggu belajar ekstra untuk UTS.

Dinda meluncur dengan sepatu rodanya mengelilingi ruang tengah sampai dapur. Pas sampai di depan piano, berhenti sejenak main sepotong Claudine, sepotong Canon,  berlalu, dan meluncur lagi. Begitu terus berulang-ulang.

Arum, seperti biasa, sibuk dengan segala peralatan IT di kamarnya. Sebentar ke dapur mencomot makanan, buka kulkas mengudap snack, lalu masuk kamar lagi.

MD sudah rapi sejak pagi karena punya janji dengan klien. Tanpa di duga sang klien memundurkan jam pertemuan, sampai lewat jam makan siang. Jadilah MD bermalas-malasan di depan tivi, menghabiskan setumpuk koran, sampai akhirnya jatuh tertidur. Suara dengkurnya bersahut-sahutan dengan suara piano Dinda.

What about me ? Mumpung lagi ada waktu, dipuas-puasin buka Youtube, nyari lagu-lagu yang dulu pernah sangat aku sukai dengan berbagai alasan. Dan inilah beberapa diantaranya ;

So sweet...



aiaiaaaa...remember to someone :)




did you remember, friend ?...




Lagu ini kumainkan waktu perpisahan SMP. Aku naik panggung berduet gitar dengan seorang teman.


---

Hobi Baruku


Beberapa bulan terakhir ini aku punya kesukaan baru; mengoleksi batik tulis dari berbagai daerah di Indonesia. Awalnya waktu menemani kolega berburu batik di sebuah sentra batik di Tuban, aku perhatikan ternyata motif-motifnya begitu menarik. Aku jadi ingat kalau beberapa bulan sebelumnya, aku pernah membeli sepotong batik tulis halus motif klasik di sebuah toko souvenir di Lasem - Rembang. Dari situ aku mulai keranjingan membeli batik tulis halus berbagai motif.

Karena sering ikut suami ke pabrik di Madura, aku jadi suka juga berburu batik tulis Madura. Keunggulan batik ini ada pada keanekaragaman motif dan keberaniannya mengaplikasikan warna. Motifnya kebanyakan binatang, seperti ayam bekisar, dan berbagai macam binatang laut.

Ada juga batik Cirebon. Aku memperolehnya dari sebuah pasar tradisional di pusat kota Cirebon, dan di sentra batik tulis Trusmi. Batik Cirebon warnanya lebih soft, motifnya cenderung kontemporer dan unik. Yang paling berkesan adalah Seri Cerita Bergambar. Kalau kain batik ini dibentangkan, akan nampak seperti komik. Gambarnya mengandung cerita. Sempat terpikir untuk membingkai saja, supaya bisa dinikmati keindahannya. Tapi kemudian aku sadar bahwa tindakan itu konyol sekali dan penuh kemubaziran. So, aku bawa ke tukang jahit dan membuatnya menjadi gaun.

Yang sekarang menjadi incaranku adalah batik Indramayu atau lebih dikenal dengan nama batik Dermayon. Sudah berancang-ancang meluncur ke Indramayu dalam waktu dekat, sebenarnya. Dari Indramayu sekalian mau mengubek-ubek Tasikmalaya, yang kabarnya punya batik khas juga. Tapi kendala kesibukan lagi-lagi membuyarkan semua rencana. 

Surabaya, kotaku tercinta, punya batik tulis juga lho. Namanya Batik Mangrove, karena menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bagian-bagian pohon mangrove. Misalnya warna coklat, diambil dari akar mangrove yang ditumbuk. Hijau,  dari daun mangrove tua yang direbus. Dan merah, dari getah biji mangrove yang sudah rontok. Menarik kan ?... Tapi sayang aku belum punya sepotongpun batik jenis ini. Selain karena motifnya kurang 'berani'  --yang ini murni soal selera-- yang jadi kendala adalah harganya...mahal banget...ha..ha..ha..

Kalau Batik Sidoarjo lain lagi. Aku belum ingin mengoleksinya karena belum menemukan motif yang sesuai seleraku. Menurutku, sepintas, motif batik Sidoarjo mirip-mirip dengan batik Madura. Padahal koleksi batik Madura punyaku lumayan lengkap. Ada batik Pamekasan, Bangkalan, dan Sumenep. Sekarang sedang menabung untuk membeli batik Madura Gentongan, yang harganya sekitar lima juta. Aku melihatnya di sebuah toko souvenir, dan batik itu luar biasa cantik. Dinamakan batik Gentongan karena proses pewarnaannya dengan cara diperam dalam gentong tanah liat selama empat bulan. Jadi warnanya tetap cemerlang meskipun disimpan puluhan bahkan ratusan tahun. Luar biasa...

Ini dia sebagian dari koleksiku. Belum terlalu banyak dan tidak semuanya batik tulis. Sebagian kecil adalah batik cap, yang tetap memakai lilin malam, tapi motifnya unik. Sehingga menurutku layak juga untuk dikoleksi.













Cantik-cantik kan... Ada lagi lho Batik Gresik. Yang ini aku naksir berat, waktu kemarin melihatnya di sebuah toko batik di salah satu mall. Motifnya khas Gresik, yaitu Pasar Bandeng dan Damar Kurung. Sayang sekali waktu itu aku sedang tidak membawa cukup uang, dan MD enggan meminjamkan credit card-nya untuk kugesek. Yaa...belum jodoh mungkin.

---



Jumat, 16 Maret 2012

Tiada Hari Tanpa SMS


Mungkin memang begini fenomena jaman sekarang. 
Era tekhnologi, di mana jarak dan waktu seakan tidak ada artinya lagi.


...

Karena terpaksa, tuntutan kebutuhan, aku mulai menggunakan ponsel dan semakin parah karena sekarang harus memegang dua buah sekaligus. Sebenarnya ini 'bukan gue' banget. Selain tidak praktis alias ribet, aku jadi suka bingung kalau dari kedua ponsel itu masuk SMS bersamaan.

Hampir tiada hari tanpa SMS masuk. Ada yang dari teman, guru les Arum-Dinda, tukang kue langganan, dari provider, dan dari orang iseng. Beberapa diantaranya yang masih aku ingat, ya ini ;

"ma kirim pulsa sekarang 20rb
  papa di kantor polisi "
kujawab ;  "ma ?? aku kan bencong ! "
[ rasain lu ! ]


" mbak curhat dong tapi bukan tentang laki-laki "
kujawab iseng ; "males ah, gak menarik"
[ beberapa detik kemudian telpon rumah berdering, "mbak kok gitu sih...bla..bla..bla..." ]

"bapak saiki neng kantor pulisi
iki nyilih hape uwong
kirimen pulsa 20 ewu nang nomer iki"
kujawab ; "gak ngurus !!"
[ lama-lama kalau terima SMS model gini aku tidak pernah menanggapi lagi. Kayak kurang kerjaan aja...hi..hi..hi..]

"mertua mo ke rmh q ama mantan pacar suami q
enaknya diapain"
kujawab ; "dijamu makan yang uenak, truuus undang juga mantan pacar sampean. sip kan..."
[ ini asli saran yang ngawur, dan aku sangat berharap si pengirim tahu maksudku. Maka ketika kemudian dia mengirim SMS balasan, aku sangat lega. Begini bunyinya; "edan !!" ]

"makasih ya kiriman bubur grendulnya
uenak bangetzzz
gak nyangka kalo jago masak"
kujawab ; "aku ? masak ?...gak mungkin
                 itu kan aku beli di belakang graha pangeran...he..he..he.."
[ jadi mikir, mungkin sebaiknya mulai sekarang aku belajar masak ya...biar tidak repot kalau pas lebaran Bik Sam pulang ]

'bu, mkash bnyk untk pizza-nya
kujawab ; "iya mbak, sama2. ini ultahnya arum"
[ mataku keriting kalau baca tulisan model gini. Lihat nih balasannya :
   "ouwlah dk arum ulth toh bu...sy g tau...y ud tk sms ankny...mksh bu ud ksh tau"
heeeh...ini alasanku selalu 'menjaga konsistensi' menulis pesan dengan bahasa yang baik dan benar. Biar mata gak tambah keriting ]

...

Sebenarnya ada banyak lagi pesan-pesan menarik yang aku terima. Tapi karena aku rutin menghapus pesan setiap menjelang tidur -kecuali notes penting- maka semuanya hilang seiring berlalunya hari itu.


Minggu, 11 Maret 2012

Ceritaku # 1



Pesan Dari Masa Lalu

Siang yang terik. Seorang diri aku melintas di Jalan Indragiri menuju  kios barang antik yang berjejer di sepanjang pagar Gelora Pancasila. Setiap melewati jalan ini aku selalu tergoda melihat berbagai barang antik yang dipajang.

Ada lima atau enam kios yang semuanya mempunyai koleksi begitu menarik. Setelah berkeliling, aku menemukan salah satu kios yang koleksi barangnya tidak terlalu banyak tapi, sungguh, barang-barang yang dipajang membuat aku terkagum-kagum.

Seorang ibu paruh baya yang menjaga kios itu mengatakan bahwa benda antik koleksinya ini dijamin asli. Karena ia memperolehnya dari pemilik langsung, yang kebanyakan adalah keluarga kaya Tionghoa, yang mendiami rumah-rumah loji Belanda di sepanjang Jalan Penghela.  

Di sebuah sudut gelap, aku menemukan kotak tua dari logam berbentuk persegi panjang. Dulunya mungkin kotak ini semacam kotak perhiasan. Di dalamnya terdapat cermin oval berbingkai perunggu, dengan detail ukiran yang halus dan indah.

"Kotak ini ditemukan dalam kondisi tertutup selama ratusan tahun,"  si ibu  menjelaskan sambil memperlihatkan bagian dalamnya yang dilapisi beludru merah marun. Aroma debu menguar begitu kotak dibuka.
"Cermin ini dan sebuah sisir perak  terselip di dasarnya. Tapi sisirnya disimpan pemilik rumah sebagai kenang-kenangan," katanya lagi.

Aku merasa sedikit aneh, karena begitu melihat kotak ini ada semacam keinginan yang sangat kuat untuk memilikinya. Tanpa menawar, kotak itu kubeli dan langsung kubawa pulang. Tidak ada lagi keinginan untuk melihat-lihat koleksi yang lain, meskipun semuanya begitu menggoda.

---

Malam bulan purnama yang tenang. Aku terbangun ketika alarm weker di samping ranjang berbunyi tepat pukul 02.00 dini hari. Di sebelah weker, kotak antik yang kubeli tadi siang, terdiam membisu.

Jarum jam menunjukkan pukul 02.15 saat kubuka tutup kotak antik itu dengan penuh rasa penasaran. Bahannya yang dari logam membuat kotak itu terasa berat di pangkuanku. Kuusap sisi-sisinya perlahan. Dingin. Tanpa sadar tanganku meraba sudut bagian dalam yang tertutup sekat halus dari satin warna merah dadu. Terasa agak menonjol.

Karena penasaran, dini hari buta itu, aku mulai membongkar seluruh beludru pelapis yang terekat kuat. Tiba-tiba... Apa ini ? Sehelai kertas rapuh berwarna kekuningan berserat kasar, nampak terlipat rapih. Didalam lipatan kertas itu terselip sehelai foto berukuran sedikit lebih kecil dari postcard.

Dengan tangan bergetar hebat aku buka lipatan kertas kuning, yang ternyata adalah sepucuk surat. Semua kata dalam surat itu tidak aku mengerti karena ditulis dalam Bahasa Belanda. Tulisannya halus bersambung, kecil-kecil dan sangat indah.

Lalu pandanganku beralih ke selembar foto yang tidak kalah tuanya. Sisi-sisinya aus dan warnanya pudar di makan usia. Dalam foto itu nampak seorang gadis Belanda berbusana renda putih dengan tangan kiri menggamit tas kulit yang sudah tidak jelas warnanya. Di sebelahnya seorang pemuda China, aku menduga dari Dinasti Manchu kalau menilik jubahnya, tampak gagah dengan jubah sutra  berhias sulaman berbentuk burung Phoenix.

Antara takjub dan tidak percaya, kupandangi dengan seksama dua lembar kertas di tanganku. Betapa ingin aku mengerti apa arti tulisan di dalamnya. Naluriku mengatakan ini semacam surat cinta yang ditujukan pada seseorang. Dan foto ini...ah, nampaknya gadis Belanda dan pemuda China ini tersenyum tersipu seperti ada  perasaan yang tidak terucapkan.

Tanpa sadar kudekap surat dan foto itu di dadaku. Dan dengan cara yang hampir tidak kumengerti, aku seolah memahami arti semua kata-kata yang tertulis disitu.

---

Peking, 13 Desember 1898


Yang Mulia Pangeran Ch'ing Guang-hsu.
Saya mengucapkan terima kasih atas perkenan Yang Mulia menerima saya 
dalam perjamuan yang sejatinya diperuntukkan bagi orang tua saya, selaku perwakilan Kerajaan Belanda.
Dalam waktu tidak lama lagi, kami sekeluarga akan berlayar menuju Hindia Belanda,
di mana orang tua saya mendapat penugasan berikutnya.
Besar harapan saya dapat berkunjung kembali ke Kota Terlarang suatu saat nanti, dan dapat bertemu dengan Yang Mulia dalam kondisi yang lebih baik.


Semoga Dewa Langit selalu melindungi Yang Mulia Pangeran Ch'ing Guang-hsu.
Geosepha Louisa Van Dijk

---

Geosepha Louisa adalah putri tunggal pasangan Pieter Oshwald Van Dijk dan Gertruida Ann Rijkman. Usianya baru empat belas tahun saat ayahnya ditugaskan dalam misi dagang  Kerajaan Belanda untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Kerajaan Tiongkok, menjelang berakhirnya masa keemasan Dinasti Manchu.

Dalam perjalanannya, Pieter Oshwald dipindahkan ke Hindia Belanda karena negeri ini dianggap memiliki potensi kekayaan alam yang lebih bagus. Dengan berat hati Geosepha mengikuti orang tuanya, meskipun di Peking ia menemukan banyak hal baru dan belajar berbagai pengetahuan menarik, terutama tentang kebudayaan China Kuno.

Beberapa kali Geosepha mendapat kesempatan istimewa untuk beraudiensi dengan Kaisar Muda meski hanya beberapa menit. Ia telah mahir melakukan kotow, yaitu cara menghormat pada kaisar dengan menjatuhkan lutut ke lantai dan kening menempel pada lantai sampai kaisar berkata "Bangkit".

Kaisar Ch'ing berusia tujuh belas tahun, dan telah sepuluh tahun menduduki tahtanya sebagai satu-satunya putra laki-laki Kaisar Hsien Feng. Kaisar Muda dan Geosepha sama-sama tertarik pada seni sastra. Mereka berguru pada ahli sastra yang sama.

Beberapa bulan setelah kedatangan keluarga Van Dijk di Hindia Belanda, Geosepha terserang malaria yang saat itu sedang mewabah. Ia meninggal dunia di kota Soerabaia dalam usia enam belas tahun, dan dimakamkan di kompleks makam Belanda yang saat ini di kenal dengan nama Makam Peneleh.

Pieter Oshwald Van Dijk dan istrinya kembali ke Belanda pada awal tahun 1903, karena Gertruida tidak tahan menghadapi kesedihan atas kematian putrinya.

Surat yang terselip dalam kotak perhiasan itu sejatinya tidak dimaksudkan untuk dikirim, karena situasinya memang tidak memungkinkan. Surat itu hanya ungkapan kerinduan hati Geosepha untuk Kaisar Muda, yang tidak mungkin ia sampaikan.

---

Pukul 09.00 aku sudah siap  di depan gerbang Makam Peneleh yang berarsitektur khas Belanda. Sangat indah dan kokoh, meskipun usianya yang tua tidak lagi bisa disembunyikan. Terdorong rasa penasaran dan bisikan kuat dari dalam hati, aku berjalan perlahan diantara deretan gravestone beraneka bentuk dan ukuran. Tujuanku hanya satu, mencari nisan Geosepha.


( bersambung )

Senin, 05 Maret 2012

Sekolah Arum-Dinda



Ini adalah sekolah Arum dan Dinda. Tidak terasa sudah sembilan tahun kami menjadi bagian dari keluarga besar YLPI Al Hikmah, dan masih akan berlanjut Insyaallah enam tahun lagi ke depan, sampai Dinda lulus SMP.

Sejauh ini perkembangan anak-anakku, baik IQ maupun ESQ, sangat memuaskan dan membanggakan. Mereka tidak hanya antusias dan serius menuntut ilmu pengetahuan umum, tapi juga bersemangat memperdalam ilmu agama. Alhamdulillah.

Hari ini Arum ujian praktek untuk kelulusannya dari SMP. Karena berniat melanjutkan pendidikan di sekolah negeri, Arum belajar ekstra keras untuk menembus SMA favorit yang diidamkannya. Selamat berjuang, nak. Semoga Allah mendengar do'a kita dan memberikan yang terbaik untukmu. Ameen.

---