Kamis, 28 Juni 2012

Obesitas VS Kesuksesan


Tentu saja tidak ada hubungan antara obesitas dan kesuksesan, kalau merujuk pada judul. Tetapi, seperti yang sudah-sudah dalam tulisanku bahwa judul  (tidak) selalu mewakili isi, aku ingin sekedar membagi ide yang tidak brilliant tapi semoga bisa memberi 'alternatif' dalam mengambil keputusan.

"Anda punya masalah dengan obesitas ?"
Hehehe...itu sih bunyi iklan obat pelangsing yang banyak dijajakan di mall-mall dan diiklankan di surat kabar. Biasanya ODO (orang dengan obesitas) --ini istilah baru-- pernah mencoba meski sekali, cara diet untuk mengatasi masalahnya.

Sebuah jurnal kesehatan  merilis penelitian tentang cara diet yang paling efektif. Dari penelitian itu disimpulkan bahwa cara-cara diet 'revolusioner' alias instan, adalah cara yang tidak realistis. Berat badan tidak berkurang signifikan karena pola makan dan gaya hidup tidak berubah. Sebaliknya, cara diet paling efektif adalah model kuno atau 'konvensional', misalnya mengubah pola makan, berolahraga secara teratur, banyak minum air putih, dan sebagainya.

Diet revolusioner --lipposuction, fat burning, etc-- lebih berorientasi pada hasil dan bukan pada proses. Si Obe tidak merasakan beratnya perjuangan mengurangi sekian kilo bobot tubuhnya, dan akibatnya ia juga tidak punya 'kekuatan mental' untuk menjaga agar berat badannya tidak kembali melonjak.

Yang lebih ekstrim, ada iklan di surat kabar yang menjanjikan berat badan berkurang minimal 2 kg sekali treatment. Ck..ck..ck..hebat betul ya. Si Obe cuma baring-baring santai di ruangan sejuk berAC sambil sekujur tubuhnya diberi perlakuan khusus, dan...jreng jreng !! tubuhnya lebih langsing beberapa centi dari satu jam sebelumnya.

Lalu hubungannya dengan kesuksesan ?
Begini, menurut mereka-mereka yang sudah kenyang pengalaman hidup, kalau ingin meraih kesuksesan jauh lebih efektif dengan 'cara-cara kuno' daripada cara revolusioner.

Banyak kan yang obral janji; membeli properti tanpa uang tanpa utang, modal nol hasil maksimal, atau bisnis tanpa resiko dijamin pasti untung,dan berbagai kalimat fantastis lainnya.

Cara-cara revolusioner yang mengajak kita kaya mendadak ternyata tidak realistis. Dalam banyak kejadian, yang mereka dapatkan bukan untung tetapi malah buntung. Justru cara-cara kuno lebih masuk akal dan menjanjikan kesuksesan yang lebih awet.

Cara kuno ini misalnya; ketekunan, keuletan, kegigihan untuk bangkit kembali saat usaha jatuh terpuruk, kredibilitas, menjaga kepercayaan, dan yang paling penting adalah kerja keras. Kalau disimpulkan bisa menjadi 'positif, persistent, and pray' .

Be positif; selalu melihat segala hal dari sudut yang baik, tidak mudah putus asa karena yakin segala sesuatu akan berakhir indah untuk dirinya. 

Be persistent; lakukan berulang-ulang tanpa lelah dan bosan. Berjuang terus, karena tidak ada perjuangan yang sia-sia, dan kesuksesan letaknya dekat sekali dengan kegagalan. Jangan berhenti, siapa tahu 'bintang' kita tinggal selangkah di depan.

Ini yang paling penting, pray; biar mentalnya bagus, semangatnya sekeras baja, kegigihannya luar biasa, tapi kalau tidak berdo'a rasanya kok mustahil ya kesuksesan bisa digenggam.

Nah, jadi, yang namanya obesitas dan kesuksesan sama-sama harus diatasi dengan cara-cara kuno, cara konvensional yang terbukti dan teruji oleh mereka-mereka yang sudah lebih dulu mengalaminya

.

What about us ?... buat kami;

Usaha tanpa doa adalah sombong,
doa tanpa usaha adalah bohong.


***
                                                                                          

Selasa, 26 Juni 2012

Weekend di Pulau Sempu


Ultah Dinda kali ini kami tandai dengan bermain pasir putih di Pulau Sempu, Sendang Biru - Malang Selatan pada 23-24 Juni 2012 kemarin. Pantainya bersih dan pemandangannya masih asli karena belum banyak terjamah manusia. Ini beberapa foto di Pulau Sempu, Batu Wonderland di hari kedua, dan malam hari di rumah saat potong kue (Dinda sama papa aja, soalnya yang lain pada kecapekan...)



















































***

Jumat, 22 Juni 2012

Nothing eps. 2


Ada saat-saat kita 'menangis' meski tanpa air mata
karena kata-kata toh tidak bisa mengungkapkan apa-apa.
Jadi, rasai saja dan biarlah waktu yang akan menyelesaikan segalanya.


***

Selasa, 19 Juni 2012

Wisuda Arum

Wisuda kemarin Arum baca puisi, sesuai 'keahliannya' selama ini. Nah, ini dia penampilannya...








Jumat, 15 Juni 2012

Semakin Tinggi Pohon (tidak masalah) Semakin Kencang Angin Yang Menerpa

Setiap jum'at, seingatku, selalu saja ada teman yang tiba-tiba menelpon atau aku yang tanpa sadar tergerak untuk menghubungi seseorang karena dorongan yang sangat impulsif. Kelebihan pulsa sementara masa tenggang semakin pendek, baru ingat kalau malam sebelumnya aku janji bersedia bicara di telepon, atau bernego jadwal latihan musik untuk anak-anak, dan banyak alasan lagi yang nyaris muncul di luar kesadaranku.

Nah, tadi siang aku kembali dikejutkan oleh warning di hape, masa tenggangku hampir habis sementara pulsa masih 20ribuan lebih. Mau diapain ini pulsa ? Iseng kutelepon Mbak Elda, koncoplek yang semakin jarang bertemu karena kesibukan kami masing-masing.

Ada yang menarik dari pembicaraan kami kali ini. Tentang kenyataan bahwa aku merasa sudah sedemikian tinggi dan masih tetap berharap bisa mendaki lebih tinggi lagi. Aku bilang ke Mbak Elda, mungkin aku tidak akan kuat menahan terpaan angin kalau terus-menerus menuruti kata hati. Ibaratnya, semakin tinggi pohon semakin kencang pula angin yang menerpa.

Tapi apa jawaban Mbak Elda ?
Manusia wajib berikhtiar untuk mencapai derajat tertinggi dalam hidupnya. Setinggi mungkin, sejauh yang mampu ia lakukan. Sekencang apapun angin yang bertiup di atas sana, tidak ada artinya kalau kita berpegang kuat-kuat pada Illahi Rabbi. Menyandarkan seluruh hidup dan mati kita hanya padaNya, dengan menancapkan kuat-kuat akar iman dan taqwa pada segala ketentuanNya.

Jadi, semakin tinggi pohon semakin kencang pula angin yang menerpa bukanlah ancaman. Tidak perlu ragu untuk menempa diri meraih yang tertinggi, karena dengan berada di posisi yang tinggi akan banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk sesama.

Kalau kita berkelimpahan materi, berarti sedekahnya bertambah, zakatnya meningkat, solidaritas pada sesama semakin tinggi. Ada banyak orang yang bisa mengambil manfaat dari keberadaan kita di dunia ini. Hal sebaliknya terjadi jika kita berada di posisi tidak terlalu tinggi, meskipun ukuran itu sangat relatif.

Subhanallah...mengapa selama ini tidak pernah terpikir olehku ya ? Yang ada adalah aku sibuk menyadarkan diri untuk tidak lalai dan lupa diri sambil setengah menahan langkah menapak terlalu tinggi, demi menghindari terpaan angin.

Terima kasih, Mbak Elda; obrolan kita siang ini sangat membekas di hati dan... di kupingku, karena panasnya hape saking lamanya nelpon...hahaha...

***

Kamis, 14 Juni 2012

Hidup Penuh Cinta


Setiap kali dihadapkan pada sebuah masalah aku selalu merasakan sakit luar biasa di ulu hati. Nyerinya menusuk sampai tembus ke punggung. Sakit sekali. Kalau sudah begini, segala merk obat maag tidak banyak membantu. Sampai kuputuskan untuk mengambil kendali penuh atas tubuhku, dan berkata, "Cukup ! Kita mulai dari awal lagi dan anggap semuanya tidak pernah terjadi". Sesudahnya, secara perlahan rasa nyeri berkurang sampai akhirnya hilang sama sekali.

---

Menurutku, hidup kita ini seperti naik jet coaster. Menanjak tinggi, meluncur turun dengan kecepatan penuh, menukik tajam, dan bahkan melandai tenang. Semuanya terjadi silih berganti. Bagaimana rasanya ? Bayangkan saja sendiri, karena aku belum pernah punya nyali untuk naik permainan satu ini..hehe.. Tapi sepertinya lumayan bikin sport jantung, tegang, ngeri, dan mendebarkan. Sesudahnya adalah rangkuman dari semua rasa itu; menyenangkan...

Saat hidup sedang menanjak tinggi dan berhenti sejenak di ketinggian, sempat terlintas di benakku; betapa indahnya hidup, betapa rentannya posisi diatas sini. Kalau sewaktu-waktu angin bertiup kencang, entah apa yang terjadi.

Disaat lain, ketika berbagai sebab membuat hidupku meluncur deras ke bawah, aku sempatkan juga untuk merenung di sela air mata; mungkin aku belum punya cukup kemampuan untuk bertahan diatas dan berjuang mengalahkan angin. Maka dibawah adalah yang terbaik untuk saat ini.

Saat harus menata hati untuk melintasi tikungan tajam yang menukik, keraguan besar kembali berdenyut; sanggupkah aku melewati ini semua ? Atau aku akan 'habis' dilibas kejamnya hidup? Betapa mengerikan harus melalui lintasan maut yang taruhannya adalah masa depan kita, selama hidup dan setelahnya.

Lalu, apa yang membuat aku tetap mampu bertahan duduk manis diatas jet coaster yang melaju dengan kecepatan tinggi ? tidak lain adalah cinta.

Pada diri sendiri, yang membuat aku mampu berdiri tegak menatap ke depan. Pada anak-anak dan suami, alasan utamaku bertahan dari segala amukan badai paling ganas sekalipun. Pada orang-orang di sekelilingku, yang memanjangkan nafasku sampai detik ini dan membuatku berguna untuk mereka dari hari kehari. Dan tentu saja, cinta pada pemilik jet coaster; Dia yang memberiku kesempatan untuk merasakan sensasi hidup dengan cara yang indah.


***


Jumat, 01 Juni 2012

Nothing eps. 1


Andaikan kudapat mengungkapkan perasaanku hingga membuat kau percaya.
Tapi aku yakin itu tidak perlu karena semuanya sudah berlalu.
Dan --sepertinya-- perasaan ini menipu...

***