Sejak hari Jum'at kemarin ada beberapa SMS masuk, mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah. Karena hari itu ada SMS lain yang lebih menyita perhatian, lebih mendesak di baca, dan lebih menarik disimak, maka SMS 1 Suro jadi agak terabaikan. Sabtu sore setelah semua masalah reda dan suasana tenang kembali, aku mulai membalas satu persatu ucapan tahun baru yang -jujur..- aku tidak ngeh sebelumnya. Ini mungkin bahasa halus untuk 'tidak peduli'...:)
Dini hari jam 3 tadi, antara sadar dan tidak, MD mengigau, " Ma, sekarang satu suro ya...pantesan badanku panas semua. Aduh, kerisku ilang, Ma..." Aku langsung ngakak. Sudah, bangun...bangun...ini ngelindur apa sengaja mau ngisengin aku sih ?
Ternyata nuansa 1 Suro sampai juga ke dapur. Pagi-pagi asistenku sudah mengingatkan, " Bu, sekarang kan satu suro, biasanya orang-orang di kampung saya bikin bubur campur. Itu tuh yang pake taburan kacang, abon sama telur dadar. Kita bikin ya, Bu..". Aku bengong. Tumben...biasanya hari minggu semua aktifitas di dapur kan off, karena memang jatahnya para asisten libur. Lha ini minta bikin bubur suro segala.
Sebenarnya menurutku, makna tahun baru itu ya tidak jauh-jauh dari perbaikan diri. Istilah kerennya adalah muhasabah, introspeksi. Apa-apa yang sudah kita perbuat di tahun yang lewat, yang sekiranya bernilai merah, beraroma negatif dan berpotensi merugikan orang lain, sebaiknya segera dihilangkan. Dan segala yang mendatangkan kebaikan, membahagiakan mahluk hidup lain, mendekatkan pada harum surga, sebaiknya segera dilakukan mulai sekarang, mulai detik ini dan mulai dari yang paling kecil.
Lanjut....
Ceritanya, hari itu kami berempat menghabiskan minggu spesial sesuai rencana yang sudah kami susun sejak minggu sebelumnya. Nonton Jazz Traffic, Dinda main di Fun World, aku mencari beberapa barang kebutuhanku, dan MD mengikuti kemanapun kami bergerak sambil membidikkan kameranya. Belum lagi selesai makan, SMS masuk dari rumah. Asisten baru pamit mau pindah kerja, jaga konter pulsa berdua pacarnya. Alamak...rencana pulang malam terpaksa buyar. Aku dan MD bagi tugas. MD mengawal Arum nonton Jazz ( sampai pulang jam 1 malam ), aku menemani Dinda main di Fun World lalu pulang berdua naik taksi. Prioritas pertama adalah mengurus asisten yang memang berulah sejak sebulan lalu.
Malamnya, sambil menunggu MD dan Arum pulang, aku merenung dan melamun. Panjang dan jauh. Betapa selama setahun terakhir cobaan silih berganti datang, dalam berbagai bentuk dan warna. Seumpama orang sedang berjalan, perjalananku diwarnai onak-duri, berliku, berbatu dan berjurang. Kadang aku tersungkur, terjerembab, jatuh, tersandung dan terperosok. Tetapi di balik semua itu, yang paling aku syukuri adalah aku selalu masih diberi kekuatan untuk bangkit lagi. Dan setiap kali berhasil bangkit, aku menjadi lebih kuat dan lebih tabah dari sebelumnya.
Moment tahun baru kali ini, entah mengapa, menjadi bermakna karena aku seperti diingatkan oleh banyak kejadian di sekelilingku bahwa apapun bisa terjadi -bahkan yang paling pahit- seandainya aku lalai dan tidak pandai mengendalikan diri. Bagaimanapun jalan yang harus kutempuh masih sangat panjang. Aku harus bisa bertahan menghadapi cobaan, dan bertahan terhadap godaan kenikmatan. Yang terakhir ini lebih sulit, mengekang hawa nafsu dan keinginan untuk selalu bersenang-senang itu bukan perkara mudah, kan :)) Tapi intinya, aku berjanji pada diri sendiri bahwa tahun depan harus lebih baik, lebih baik, dan lebih baik. Semoga...